DAKWAH WALISONGO DI BUMI NUSANTARA
DAKWAH WALISONGO DI BUMI NUSANTARA
A. Pendahuluan
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam catatan sejarah mengatakan bahwa Islam
di nusantara didakwahkan oleh walisongo. Kesembilan juru dakwah tersebut
dipandang oleh orang-orang dahulu hingga sebagian pada hari ini sebagai orang
orang yang mulia, sehingga dipanggil dengan sebutan wali.
Para
wali, terutama walisongo sangatlah berjasa dalam islamisasi di jawa sehingga
kerajaan yang pertama kali berdiri di demak adalah salah satu jasa mereka. Ada
beberapa pendapat mengenai istilah walisongo. Pendapat yang pertama
adalah menyatakan bahwa jumlah para wali tersebut ada sembilan atas acuan
dalam bahasa jawa songo yang artinya sembilan. Pendapat lain menuturkan
bawha kata songo berasal dari bahasa arab yaitu kata tsana yang
maknanya mulia.
Dakwah
walisongo hendaknya dipandang sebagai sebuah proses. Dalam tahapan dakwah pada
era yang penuh kemusyrikan tersebut, mereka telah menuai kesuksesan yang besar.
B. Pembahasan
1. Profil para walisongo
Di antara tokoh-tokoh walisongo, biografi
singkat dakwahnya adalah sebagai berikut :
a.) Maulana Malik Ibrahim
Ia
diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada awal abad 14. Maulana
malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di
tanah jawa. Ia mengajarkan bercocok tanam dan banyak mengayomi banyak
masyarakat, yaitu golongan masyarakat jawa yang tersisih di akhir kekuasaan
majapahit. Maulana Malik Ibrahim menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda
krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama
di Gresik pada 1419.
b.)
Sunan Ampel
Nama
aslinya adalah Raden Rahmat. Ia adalah putra Maulana Malik Ibrahim dari
istrinya yang bernama Candra Wulan. Ia merupakan penerus ayahanda, ia terkenal
sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa.
Salah
satu aktivitas dakwahnya adalah mendirikan pesantren di Ampel. Ia adalah
pembina pertama dalam rangka mengkaderisasi tenaga da’i ke seluruh Nusantara.
Di antara murid-muridnya adalah : sunan Giri, Raden fattah, dll.
c.)
Sunan Bonang
Sunan
Bonang adalah putra sunan Ampel. Ia terkenal dengan sebutan Raden Maulana
Makhdum Ibrahim. Sunan Bonang terkenal pula sebagai pencipta geding pertama
dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara jawa timur.
Sunan
Bonang menikah dengan Dewi Hiroh. Sehingga lahirlah seorang putri yang bernama
Dewi Rukhil. Ia menuntut ilmu di pasai, Aceh. Lalu kembali ke Tuban, jawa timur
demi mendirikan sebuah pesantren.
Sunan
Bonang menyebarkan Islam dengan metode asimilasi budaya jawa yang sangat
menggemari wayang serta gamelan. Setiap syair yang dilantunkan mengandung syahadatain.
Dengan metode itu, ia mampu mendakwahkan Islam kepada Raden Fattah putra
raja Majapahit Prabu Brawijaya V, sultan pertama demak.
d.)
Sunan Giri
Ia
terkenal dengan nama Raden Paku atau Sultan Abdul Fakih. Ia adalah putra
Maulana Ishak. Ia juga merupakan saudara sunan Gunung Jati. Raden Fattah juga
saudaranya karena istri-istri mereka bersaudara. Di masa kecilnya Sunan Giri
diangkat anak oleh Nyai Gede Malaka. Sunan Giri belajar di pondok pesantren
Ampel.
Aktivitas
dakwah sunan Giri di daerah Giri dan sekitarnya, mayoritas santri berekonomi
lemah. Ia mengkader para Da’i untuk dikirim ke luar pulau jawa, di antaranya
Madura, Bawean, Kangean, dan lain-lain. Ia adalah yang melahirkan permainan
anak-anak yang bernafaskan religi, diantaranya adalah Gula ganti, cublak-cublak
suweng, ilir-ilir.
e.)
Sunan Drajat
Nama
aslinya adalah Raden Kasim atau Syarifuddin. Ia adalah putra sunan Ampel dari
istri kedua yang bernama Dewi Candra Wati. sunan Drajat merupakan peserta
musyawarah dalam rangka memutuskan untuk mengadakan pendekatan kultural pada
masyarakat jawa dalam menyiarkan ajaran Islam. Perhatiannya serius pada
masalah-masalah sosial. Metodenya adalah dengan mengadakan gotong royong,
santunan anak yatim dan fakir miskin.
f.)
Sunan Kalijaga
Nama
aslinya adalah Raden Said, ia merupakan salah satu asli keturunan jawa.
Teritorial dakwahnya tidak terbatas. Ia adalah penasihat kesultanan Demak.
Dalam kegiatan berdakwahnya ia mengarang aneka wayang kulit yang bernafaskan
Islam.
g.)
Sunan Kudus
Nama
aslinya adalah Ja’far Shadiq, sementara masa kecilnya dikenal dengan Raden
Undung atau dikenal pula dengan Raden Amir Haji. Ia merupakan putra Raden Usman
Haji.
Dakwahnya
diwilayah kudus. Di antara materi-materi yang ia ajarkan yakni mencakup fiqh,
ushul fiqh, tauhid, dan tafsir. Ia dijuluki sebagai waliyul’ilmi karena
ia memiliki banyak, ia yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Ia
pernah belajar di palestina.
h.)
Sunan Muria
Sunan
Muria menyebarkan Islam di pedesaan pulau Jawa. Ia adalah putra sunan Kalijaga.
Nama aslinya adalah Raden Umar Sa’id atau dikenal pula dengan Raden Prawoto.
Ia
berdakwah ke dalam pelosok-pelosok dengan pendekatan perdagangan, nelayan,
sehingga dapat diterima dengan mudah.
i.)
Sunan Gunungjati
Sering
kali terjadi kerancuan antara Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang
bergelar sunan Gunungjati. Banyak orang menganggap Fatahillah dan Syarif
Hidayatullah adalah satu, akan tetapi yang tepat adalah dua orang. Ia adalah
cucu raja pajajaran, ia adalah seorang penyebar Islam di Jawa Barat yang
kemudian disebut sunan Gunungjati. Sedangkan Fatahillah adalah seorang pemuda
dari pasai yang dikirim sunan Trenggana membantu Sultan Gunungjati berperang
melawan penjajah portugis.
Ia
dan ibunya datang ke caruban larang, Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir
dahulu di Gujarat dan pasai untuk menambah pengalaman.
2. Keberhasilan dakwah para walisongo
Pada zaman sebelum datangnya walisongo pada dasarnya di sebagian daerah
pulau di Nusantara telah banyak menganut Islam. Wilayah Utara Sumatera misalnya,
telah banyak yang masuk Islam dikarenakan telah banyak pedagang asing yang
masuk ke daerah mereka, terutama dari Arab.
Akan tetapi, pulau Jawa tidak demikian. Penyebaran Islam di pulau Jawa
cenderun melambat bahkan sukar karena kultur masyarakat Jawa yang masih
memegang agama nenek moyang mereka yakni Hindu dan Budha. Maka dengan datangnya
para Walisongo telah menjawab tantangan tersebut.
Di antara sebab atau kunci keberhasilan dakwah para walisongo adalah :
a. Perencanaan serta pemetaan daerah dakwah
Ibnu Batutah adalah telah meneliti wilayah
Nusantara sebelumnya. Penelitian tersebut sampai ke telinga Khalifah Turki
Utsmani, yaitu Sultan Muhammad I. Sehingga ia menyimpulkan bahwa Nusantara
merupakan daerah yang strategis lahan dakwah.
b. Da’i yang berkompeten
Pengiriman para Da’i bukanlah tanpa by
design. Peletakan para da’i disesuaikan dengan kultur masyarakat yang
menjadi obyek dakwah. Lalu, hal yang tidak dilupakan yakni dengan mengirim para
da’i yang faqih dalam agama, serta memiliki keilmuan duniawi yang dibutuhkan
masyarakat.
Para da’i itu juga ahli dalam tata negara,
pertanian, persenjataan, dan juga ilmu dunia yang lainnya.
c. Membantu permasalahan masyarakat
Saat diketahui bahwa sistem bercocok tanam di
Jawa masih mengharapkan hujan atau sistem tadah hujan. maka, dikirimlah utusan
dakwah yang pandai dalam pembenaan sumber air dalam bentuk irigasi.
Hal itu
merupakan salah satu contoh andil para Walisongo dalam membantu permasalahan
masyarakat, sehingga dengan itu mudah bagi mereka untuk menerima dakwah.
d. Keorganisasian yang sistemis
Kegagalan para da’i di Jawa faktornya adalah
karena dakwah mereka tidak terorganisir, tanpa ada visi dan misi yang jelas.
Sisi inilah yang dipenuhi oleh para walisongo sehingga dakwah berjalan secara continue.
Organisasi yang mereka bangun dan terapkan
adalah organisasi yang sudah mengacu dengan sistem yang modern. Organisasi
mereka yang bersifat rasional, sistemis, harmonis, serta continue.
Mereka menggunakan strategi,
fasilitas-fasilitas yang sangat membantu dakwah mereka. Sehingga dengan itu
dakwah menjadi berkepanjangan dan efektif.
e. Kaderisasi yang tepat
Asas dari sebuah praktek dakwah adalah
kaderisasi. Dengan dibangunnya pondok dan madrasah oleh walisongo adalah bentuk
kaderisasi. Sehingga dengan cara itu dakwah mereka tidak hanya terhenti di
zaman mereka saja.
Salah satu kaderisasi yang berhasil adalah
tokoh pemimpin yang bernama Raden Fatah, seorang kandidat Sultan Demak kerajaan
Islam perdana.
f. Politik dan asimilasi budaya
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu asas dakwah
ialah politik. Karena di dalam syariat pun mencakup segala aspek. Bahkan dari
sejak pengiriman para da’i juga berkat dari politik.
Namun, politik
yang digunakan bukan hanya politik kekuasaan semata yang lazim pada umumnya.
Penyeberan Islam tentu harus memegang kendali politiknya. Salah satu contoh
yang paling nyata adalah menikahi salah satu putri raja, sehingga dengan itu
mudah menyebarkan dakwah.
Lalu contoh
yang lainnya adalah dengan memadukan antara kebudayaan adat Jawa dengan segala
hal yang bernafas religius. Contohnya senandungan syair ilir-ilir, syair yang
tepat diperdengarkan telinga masyarakat Jawa, namun tidak mengurangi pesan
agamis di dalamnya.
والله اعلم
Casinos in Las Vegas - ChoegocasinoCasino.com
BalasHapusWe will bring you information on all choegocasino the casinos with the งานออนไลน์ closest proximity to Las Vegas, Nevada, USA and the area that deccasino
Play online casino site | Lucky Club
BalasHapusJoin the fun at Lucky Club with over 200 online 카지노사이트luckclub casinos and casino games. Play for free or bet on sports and win real money! Rating: 7/10 · 7 votes